Penggerek
batang adalah hama yang ulatnya hidup dalam batang padi. Hama ini berubah
menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1
anakan. Ngengat aktif di malam hari. Larva betina menaruh 3 massa telur
sepanjang 7-10 hari masa hidupnya sebagai serangga dewasa. Massa telur
penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulu-bulu berwarna
coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung sekitar 100
telur.
Serangan hama ini terjadi semenjak di persemaian
sampai masa pertumbuhan dan perkembangannya. Kadang-kadang lebih dari satu
jenis penggerek yang menyerang tanaman padi, kedatangannya pun tidak bersamaan
sehingga bagi sebagian petani merasa kesulitan dalam pengendaliannya.
Pengendalian
- Memilih varietas tanaman padi yang tidak disukai penggerek batang padi yaitu yang bertipe semi-kerdil, berbatang pendek, mempunyai lapisan lignin yang tebal pada jaringan batang dan pelepah daun serta jumlah sel silika yang besar, seperti IR40 dan IR72
- Menentukan waktu tanam yang tepat. Serangan ngengat serangga hama ini mempunyai kekhasan, pada waktu-waktu tertentu jumlahnya sangat banyak dan di saat yang lain praktis sedikit. Di daerah tropis yang biasa ditanami padi 2 atau 3 kali dalam setahun, siklus hidupnya tidak pernah putus. Di sini endemik serangan sundep/beluk, pembuatan persemaian sebaiknya dilakukan 7-10 hari pasca puncak serangan
- Melakukan rotasi tanam. Pergiliran tanaman dengan menanam komoditas selain padi dilakukan untuk memutus siklus hidup serangga penggerek batang, misalnya dengan pola Padi-Palawija-Bera, Padi-Palawija-Palawija atau Padi-Sayur-Palawija. Pengendalian dengan rotasi tanaman memungkinkan dilakukan di lahan yang beririgasi setengah teknis atau tadah hujan, sedangkan di lahan beririgas teknis rotasi tanaman sebaiknya dilakukan secara berkala dalam wilayah yang luas
- Pengolahan tanah yang sempurna yaitu membalikkan lapisan olah tanah sampai sisa-sisa tanaman terpendam kemudian digenangi selama beberapa hari sehingga larva yang tertinggal di dalam batang bisa mati dan pupa gagal menjadi ngengat
- Sanitasi lahan yaitu membersihkan lingkungan pertanaman yang terserang sundep/beluk dengan intensitas sedang sampai berat. Cara ini dilakukan dengan memotong sisa-sisa tanaman hingga pangkal batang dan membakarnya sehingga pupa yang bersemayam di pangkal batang bisa mati terbakar
- Memunguti kelompok telur hama di persemaian. Cara ini efektif untuk mencegah sundep pada tanaman yang baru pindah / transplanting. Cara ini lebih mudah dilakukan karena terbatas di lahan persemaian yang ukurannya lebih sempit dibandingkan bila tanaman sudah dipindahtanamkan. Larva yang baru menetas dari sebuah kelompok telur bisa mencapai 200 bahkan lebih, sehingga sangat efektif mencegah serangan sundep
- Menggunakan perangkap lampu. Ngengat penggerek batang tertarik pada cahaya. Lampu ditempatkan di pertanaman, di bawahnya terdapat bak/baki berisi air sehingga ngengat yang sampai ke lampu akan terjatuh ke air. Selain kupu penggerek batang, perangkap ini juga bisa menangkap serangga hama lain yang aktif pada malam hari dan tertarik pada cahaya. Dengan perangkap lampu, jumlah ngengat yang tertangkap bisa dihitung sehingga bisa diketahui periode puncak penerbangan ngengat
- Menggunakan musuh alaminya, baik predator, parasitoid maupun virus/jamur patogenik. Contoh predator yang memakan kelompok telur adalah jangkrik, sedangkan yang memangsa ngengat penggerek adalah kelelawar dan laba-laba
- Menggunakan pestisida dan hanya dilakukan bila populasi serangga hama atau intensitas serangan penggerek batang telah melebihi ambang pengendalian. Pada tanaman padi dalam masa pertumbuhan (stadia vegetatif) penggunaan pestisida bila tingkat serangannya lebih dari 5%, sedangkan pada vase generatif jika intensitasnya 15% atau lebih. Dengan pestisida, populasi serangga hama dapat ditekan dan turun secara cepat bahkan reaksinya bisa langsung dilihat (knockdown effect). Namun demikian, kelebihan itu harus dibayar dengan harga tinggi karena selain mahal, penggunaan pestisida juga berdampak terbunuhnya musuh alami ataupun binatang lain yang berada di sekitar pertanaman.